Sejak tahun lalu tampilan dark mode atau mode gelap dan light mode atau mode terang sudah diadopsi oleh berbagai sistem operasi pada gadget maupun komputer, termasuk iOS, Android, MacOS dan windows, disusul oleh berbagai aplikasi atau software termasuk aplikasi medsos dan lainnya.
Ini pandangan menurut para peneliti,
Saya kutip dari Winnetnews.com yang
Dilansir CNNIndonesia.com,
Peneliti mengatakan bahwa fitur dark mode memiliki risiko tersendiri.
Seperti yang diungkapkan Adam Engst dikutip dari Tidbits, layar dengan latar belakang dark modejustru dapat mengganggu produktivitas pengguna.
Engst mengkritik sejumlah promosi dark mode merupakan hal yang konyol. Menurut dia, situs yang mengklaim penggunaan dark mode mudah ‘dilihat dalam segala hal’ itu tidak sepenuhnya benar.
Berdasarkan sejumlah penelitian, Engst meyakini teks hitam pada latar belakang putih lebih baik daripada teks putih pada latar belakang hitam atau dark mode.
Dia menyoroti penelitian yang menunjukkan teks hitam di atas putih atau polaritas positif lebih mudah dibaca.
Tampilan gelap-terang atau polaritas positif dalam Mode Terang (Light Mode) memberikan kinerja yang lebih baik. Hal itu terutama dalam memberi fokus mata, mengidentifikasi huruf, menyalin huruf, memahami teks, dan membaca dengan cepat.
Penelitian lain bahkan menunjukkan penggunaan tampilan polaritas positif hanya sedikit menimbulkan kelelahan visual.
Meskipun dengan hits, Engst menilai fitur dark mode dianggap tidak akan membantu mengurangi kelelahan mata setelah Anda menghabiskan waktu menatap layar sepanjang hari.
Penelitian dan survei ilmiah yang dikutip dari Phone Arena menyimpulkan bahwa seluruh otak manusia terprogram dan cenderung mendukung citra gelap yang ditampilkan di atas latar yang cerah.
Alasannya terletak pada evolusi manusia sebagai spesies homo sapiens yang biasa beraktivitas sepanjang hari.
“Disimpulkan bahwa otak manusia bekerja lebih baik ketika terkena polaritas positif atau light mode, bukan polaritas negatif atau dark mode,” demikian tertulis dalam penelitian.
Studi yang dilakukan oleh A. Buchner dan N. Baumgartner pada 2007 berpendapat, otak manusia cenderung nyaman dengan polaritas positif daripada polaritas negatif ketika menghadapi fokus kecepatan, konsentrasi, dan mengoreksi kinerja dalam dunia digital.
Sebagian besar aktivitas yang dilakukan pada perangkat adalah membaca dan menulis teks. Buchner dan Baumgartner menemukan bahwa light mode memungkinkan Anda untuk lebih cepat fokus pada teks dan elemen tampilan. Sedangkan dark mode akan membuat sedikit lebih sulit untuk membedakan elemen teks dan antarmuka (interface) visual, sehingga menghambat kinerja membaca Anda dan akhirnya membuat mata Anda tegang.
Alasan yang dianggap sangat sah untuk hal itu adalah teks dengan dark mode terlihat tidak alami bagi pengguna karena sangat berbeda dari teks yang dicetak di atas kertas.
Ini pandangan para pengembang sistem operasi dan pemgembang aplikasi
Bahwa sistem operasi maupun aplikasi dibuat agar daya bisa efesien dengan cara mengurangi kecerahan pada layar krn layar adalah bagian dari gadget dan komputer yang banyak membutuhkan daya battery, dulu sebelum th 2019 kecerahan layar dapat di atur dan disesuaikan kebutuhan, sekarang oleh para pengembang sistem operasi dan aplikasi membuat agar ada pilihan dark mode atau mode gelap dan light mode atau mode terang, dengan pilihan dark mode maka layar lebih efesien penggunaan daya batterynya.
Jadi menurut saya kedua dua duanya benar dan kedua duanya dapat digunakan disesuaikan kebutuhan, jika kalian tidak terlalu sering menggunakan iPhone atau mac ya bisa memilih dark mode, tetapi jika kalian ingin membaca sebuah artikel atau bacaan apapun yang panjang tentu bisa menggunakan light mode.
Tinggal di atur aja sesuai kebutuhan agar mata tidak lelah dan gadget kalian juga bisa awet.
So kembali ke pengguna ya